Jumat, 28 Februari 2014

LOVE is in the BOOK


“Say it with book.” Itulah ungkapan yang cocok untuk kisah cinta kami. Berawal dari sebuah buku teologi tebal bersampul hijau yang akhirnya tak sanggup kuselesaikan terjemahannya. Lalu “Selamat Panjang Umur,” sebuah kado pengingat pergantian usiaku yang ke 27. Dan setelah makan siang dan duduk di boncengan motornya untuk pertama kalinya, dia mengulurkan sebuah kejutan lewat buku “Wow, I’m a Priest Wife” yang cukup membuatku ber-“WOW.” Itu selama masa PDKT.  

Dan kemudian berlanjut pada masa-masa awal kami belajar membangun hubungan, “Menggapai Kepribadian Dewasa” serta biografi Pdt. Brotosemedi. Buku renungan bulanan juga menjadi hal yang istimewa. Terima kasih telah mendeteksi salah satu kerinduan hatiku. Terima kasih telah menjadi partner membacaku.

“The Love Dare,” buku kembar kami, dipesan dan dikirimkan seorang teman yang kala itu bekerja di ibu kota, memori Valentine’s day kami yang pertama. Sebuah pembelajaran tentang cinta yang tidak bisa dipelajari hanya dalam 40 hari saja, namun terus dan harus terus diulang.

Cerita tentang buku terus mewarnai perjalanan kami. Tak heran jika toko buku menjadi salah satu tempat favorit kami. Kami terus membaca dan bertukar buku. Pernah dia mengungkapkan keheranannya mengetahui koleksi buku-bukuku yang cukup banyak ‘berbau’ teologi, meski yang ringan. Akupun tentu tak merancangnya. Tersenyum mengingat hal itu. Bersyukur dipertemukan dengan seorang yang memiliki ‘passion’ yang sama dalam membaca buku.

And I always want to say it with books. Ada cinta dalam buku-buku itu. Mencari, membaca, merenungkan, bahkan mungkin suatu saat nanti, membuatnya bersama.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar