Minggu, 17 Agustus 2014

While I'm Waiting for You

Anakku sayang,
Apa kabarmu hari ini? Masih nyamankah kau di dalam sana? Aku masih menikmati gerakan aktifmu meski sudah tak sekuat beberapa waktu yang lalu. Senangnya menyapamu, merasakan gerakanmu setiap kali kau bereaksi terhadap suara-suara atau sentuhan dari luar. 

Jumat lalu kita cek ke dokter dan beliau mengatakan kau mungkin akan lahir dalam seminggu ini. Kami bahagia. Bahwa kau sehat dan kuat di dalam sana. Bahwa kau telah siap menyapa dunia baru dalam beberapa hari ke depan, yang kami masih belum tahu kapan. Kami harus bersiap.

Sore itu kita sudah mendatangkan seorang fotografer, yang adalah Om-mu, untuk mengabadikan saat-saat menjelang kelahiranmu. Dalam 25 menit photo session itu kita, bersama ayahmu, sudah beraksi bersama. Bukan seperti maternity shots di luar sana, namun tetap saja itu luar biasa. Kelak kau bisa melihat hasilnya.

Beberapa kali ibukku, nenekmu, sudah menanyakan apakah aku sudah merasakan tanda-tanda akan melahirkan, apalagi ketika aku bercerita tentang pegal dan sakit yang terasa di paha dan kaki kananku sejak seminggu yang lalu. Kau tahu, nenekmu juga sedang hamil pada hari-hari seperti ini di bulan Agustus. Aku yang ada di dalam kandungannya, sebagai anak sulungnya. Maka ketika tadi malam, tanggal 16 Agustus, orang-orang menghayati tirakatan malam 17 Agustus, hari kemerdekaan bangsa Indonesia, aku sedikit banyak ikut menghayati proses yang dialami nenekmu ketika itu. Bukankah hal yang luar biasa juga bila kami sama-sama mengandung dan menanti kelahiran anak pertama kami di bulan Agustus? Sungguh special. Mungkin saja kau lahir hari ini, tanggal tujuh belas, seperti pengharapan ayahmu dan beberapa orang juga. Atau mungkin juga kau akan lahir beberapa hari lagi, berbarengan dangan tanggal lahirku. Bisa saja kan? Ya, tapi kembali lagi, Tuhan penciptamu lebih tahu kapan waktu yang baik dan tepat bagimu untuk meninggalkan rahimku dan memasuki dunia yang penuh warna ini.

Mengenai waktu yang baik dan tepat, kami berdoa supaya kau lahir ketika ayahmu sedang tidak bertugas. Minggu ini tetap menjadi minggu yang sibuk baginya. Ada rapat, rangkaian bidstond penganten, PA, serta pemberkatan dua pasang calon pengantin di akhir minggu. Kehadirannya dalam proses kelahiran sungguhlah akan sangat berarti bagi kita berdua. Namun, jikapun tidak, kita harus siap. Dalam doanya ayahmu senantiasa menyebut kita berdua, untuk siap dan kuat dalam menghadapi proses ini. Bahkan, nenekmu juga sudah menyatakan kesediaannya untuk menunggui kita. 

Anakku, sembari menantimu, aku sudah ngobrol dengan beberapa teman, bahkan dengan nenekmu mengenai bagaimana menghadapi persalinan, apalagi untuk yang pertama kalinya. Banyak hal yang masih samar-samar, masih belum tahu bagaimana dan seperti apa. Namun semuanya memberi semangat dan motivasi yang baik. Bahkan ketika aku bertanya kepada nenekmu apakah merasa grogi dan nervous ketika akan melahirkan, beliau menjawab, "Tidak. Tidak usah grogi. Itu kan hal yang biasa dialami sebagai wanita." Yah, ibumu ini memang masih sering grogi dalam menghadapi sesuatu yang  baru. Masih banyak bermain logika dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang ada. Tapi syukur kepada Allah, Dia yang memberi, pastilah Dia yang akan memberi kekuatan. Amin.

Jadi anakku, kami akan tetap menantimu, mendoakanmu dan belajar menjadi sabar dan tenang. Jika Tuhan sudah mempersiapkanmu untuk hari kelahiranmu kelak, kapanpun itu, lahirlah dengan penuh semangat dan sukacita. Mari kita bekerja sama sebagai tim yang solid, sehingga proses kelahiranmu akan menjadi kesukaan bagiku, bagimu, bagi ayahmu, bagi keluarga besarmu dan semua orang yang menantimu. Sementara kau masih di dalam sana, nikmatilah waktumu, dan tetaplah bertumbuh dengan sehat.

Anakku, kami tahu bahwa kelahiranmu akan membawa banyak sekali perubahan dalam hidup kami. Namun, dengan penuh semangat dan sukacita kami menyatakan bahwa kau sangatlah dinantikan, kau sangat kami rindukan, dan kami menyayangimu. Kau adalah anugerah Tuhan yang sangat indah bagi kehidupan kami berdua.

Peluk sayang,
Ibumu.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar