Mendapati
seorang pujangga dalam dirinya sungguh menyukakan hatiku, karena tidaklah kuduga
sebelumnya. Tersanjung rasanya saat dia mengatakan bahwa aku sebagai inspirasi yang
memotivasinya untuk menjadi produktif lagi. Dan
di balik lembaran-lembaran puisiku semasa SMU, dia menggoreskan selusin bait-bait
indah puisi untukku. Ada yang bertema umum dan pastinya ada pula yang khusus,
tentang aku, tentang dia dan tentang kami.
Rupa-rupanya diapun memiliki kumpulan tulisan yang sayangnya belum terorganisir dan masih
berada di kampung halaman. Suatu hari mungkin aku akan berkesempatan
membacanya.
Dan katamu kaupun sudah mulai menulis kembali. Menyusun, meronce
kata yang penuh makna.
Teruslah
menulis puisi-puisimu, punjanggaku. Teruslah menulis cinta dalam bait-bait
berima dan berasa, selama sang Cinta itu menganugerahkan cinta-Nya bagi kita.
0 komentar:
Posting Komentar